Minggu, 28 Januari 2018

MOVE ON dari 4 Sehat 5 Sempurna ke Pedoman Gizi Seimbang

“Mana nih susunya? Kok makanan kamu ngga 4 sehat 5 sempurna sih?
“Loh, emang masih jaman ya 4 sehat 5 sempurna?”

Para netizen yang aku doakan sehat selalu, pasti kalian sering denger dong slogan 4 sehat 5 sempurna? Dan mungkin juga kalian ada yg pernah denger pertanyaan kaya di atas tadi, “apa masih jaman ya”? Terus akhirnya ada yang bingung juga, “emang sekarang jaman apa? Jaman edan?” Haha ngga lah yaa~ Nah makanya, menurutku #NetizenHarusTau tentang ini. So, check this out kuy!

Sebelumnya, aku mau bahas sedikit tentang “4 Sehat 5 Sempurna” dulu ya. Jaman dulu nih, kira-kira jaman masih TK atau SD, bahkan sampai SMP juga (re: generasi 90-an), pasti kita kalo dibekelin makanan sama mamah harus lengkap 4 sehat 5 sempurna, yaitu terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur mayur, buah-buahan, dan disempurnakan dengan susu. Kalau ngga lengkap biasanya mamah atau guru kita suka ngomelin karena dianggap gizinya kurang lengkap. Tujuan dari slogan yang dikampanyekan pada tahun 1955 itu adalah sebagai acuan yang benar dalam pola makan kita supaya kebutuhan gizi kita tercukupi setiap harinya. Kebutuhan gizi yang diharapkan tersebut meliputi sumber energi dari makanan pokok, zat pembangun dari protein yang ada pada lauk pauk, dan zat pemelihara dari vitamin dan mineral yang ada pada sayuran dan buah-buahan. Susunya untuk apa? Ya untuk penyempurna tadi.

Akan tetapi, saat ini pedoman 4 sehat 5 sempurna udah ngga dipakai lagi. Kenapa? Karena seiring berjalannya waktu dan perkembangan manusia di masa sekarang, pedoman tersebut ternyata menjadi kurang efektif untuk menjadikan seseorang hidup lebih sehat. Orang-orang saat ini sudah mulai banyak yang mengalami kelebihan gizi atau obesitas, berbagai penyakit degeneratif pun sudah banyak ditemukan dan bahkan sudah menjadi salah satu penyebab kematian terbesar, dan hampir semua itu penyebab utamanya adalah pola makan dan pola hidup yang kurang baik. Pola makan yang berlebih, pemilihan jenis makanan yang salah, aktivitas fisik yang kurang, dan kurangnya kesadaran hidup bersih dan sehat itu lah yang dapat menyebabkan seseorang tidak lagi dapat hidup sehat.

Oleh karena itu, saat ini pedoman 4 sehat 5 sempurna sudah digantikan dengan Pedoman Gizi Seimbang yang memiliki 4 pilar yang sudah disesuaikan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan gizi di masa sekarang ini sehingga diharapkan dengan mengacu pada Pedoman Gizi Seimbang dan melakukannya dengan benar, maka seseorang akan tumbuh dan hidup dengan sehat.

Berikut ini merupakan 4 pilar dalam Pedoman Gizi Seimbang :
    1. Mengonsumsi aneka ragam pangan
Why? Karena tidak ada satu makanan pun yang didalamnya tercakup semua jenis zat gizi yang diperlukan oleh tubuh kita untuk tumbuh dan berkembang serta untuk mempertahankan kesehatannya kecuali ASI (Air Susu Ibu) sebagai satu-satunya makanan untuk bayi yang baru lahir sampai usia 6 bulan. *Kapan-kapan aku bahas tentang kehebatan ASI dan kandungannya ya! ;)*
So guys, itulah sebabnya kita kudu banget makan berbagai jenis pangan supaya kebutuhan energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral kita terpenuhi. Contoh: kalau ada anak yang ga suka makan sayuran dan buah-buahan nih, jadi dia tiap makan Cuma nasi + daging sapi aja, otomatis dia bakal kekurangan asupan vitamin dan mineral. Efeknya gimana? Bisa banget anak tsb jadi gampang banget sakit, BAB sulit dan tidak teratur, KVA (Kekurangan Vitamin A), dll. Bahkan bisa sampai menganggu tumbuh kembang anak tsb. Gamau kan?

    2. Membiasakan perilaku hidup bersih 
Why? Karena dengan perilaku hidup bersih, seseorang dapat terhindar dari berbagai penyakit infeksi yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi, terutama pada kelompok anak-anak. Loh, bukannya status gizi yang kurang yang dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit infeksi? Yap, itu juga benar. Jadi, disinilah terdapat hubungan timbal balik antara status gizi dengan penyakit infeksi. Gini penjelasannya, contoh (kasus 1) seseorang yang terkena penyakit infeksi maka tubuhnya memerlukan zat gizi yang lebih dari biasanya untuk proses metabolisme serta penyembuhan penyakitnya, tetapi yang sering terjadi di saat seseorang sakit, nafsu makan mejadi turun dan hal ini menyebabkan asupan makan ikut berkurang. Apa yang akan terjadi? Sudah dapat dipastikan orang tersebut akan mengalami risiko malnutrisi jika hal ini tidak segera ditanggulangi. Contoh (kasus 2), seseorang yang status gizinya kurang atau memiliki risiko malnutrisi akan lebih mudah terserang penyakit infeksi karena daya imunitasnya rendah. Sistem imun akan terbentuk baik jika asupan zat gizi kita tepenuhi lengkap setiap hari. Nah, dari 2 kasus tersebut terlihat jelas kan hubungan timbal balik antar keduanya?
Contoh perilaku hidup bersih yang dilakukan di kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
·      Selalu mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun setiap sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan&minuman, sebelum memberikan ASI, dan setelah BAB dan BAK untuk menghindari adanya kontaminasi berbagai kuman penyakit.
·   Selalu menutup makanan & minuman agar terhindar dari kontaminasi hewan yang membawa kuman penyakit
·     Selalu menutup mulut dan hidung bila bersin dan batuk agar orang lain tidak tertular penyakit
·   Selalu menggunakan alas kaki bila keluar rumah atau ke tempat yang kotor agar terhindar dari nempelnya telur-telur cacing di kaki yang kemudian dapat menimbulkan penyakit cacingan. Hiii ogah deh!
Sebenernya masih banyak lagi contoh perilaku hidup bersih di kehidupan kita sehari-hari, dan yang paling penting adalah kita harus mulai membiasakan diri sejak dini untuk seperti itu.

33. Melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik merupakan segala macam kegiatan tubuh yang bertujuan untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi (energi) dalam tubuh kita. Keseimbangan energi ini sangatlah penting, karena jika energi yang dimasukkan lebih sedikit dengan yang kita butuhkan, maka akan terjadi kurang gizi. Begitu pun sebaliknya, jika energi yang dimasukkan lebih banyak dari yang kita butuhkan, maka akan terjadi gizi lebih/obesitas. Selain itu, aktivitas fisik juga berguna untuk memperlancar metabolisme dalam tubuh kita.

44. Memantau berat badan secara teratur untuk mempertahankan berat badan normal
Nah ini nih, pilar terakhir yang ga kalah pentingnya, memantau berat badan agar selalu normal, bukan langsing yang malah cenderung kaya kurus hihi. Dikatakan normal itu adalah jika berat badan seseorang, atau pertambahan berat badan seseorang sesuai dengan yang semestinya. Indikator yang digunakan untuk setiap golongan usia berbeda, sebagai contoh, untuk orang dewasa menggunakan indikator IMT (Indeks Masa Tubuh). IMT yang normal berkisar dari 18,5 – 24,9 kg/m2. Gimana cara hitungnya? Nanti kapan-kapan aku bahas ya di artikel status gizi ya ;)


Jadi, berdasarkan 4 pilar di atas, dibuatlah pedoman baru untuk menyempurnakan pedoman lama, yaitu Pedoman Gizi Seimbang yang di dalamnya terdapat 10 pesan yang #NetizenHarusTau demi kelansungan hidup sehat kita semua. Pesan umum gizi seimbang ini diberikan untuk usia dewasa dengan keadaan sehat ya, maksudnya dengan kondisi normal bukan sakit dengan diet tertentu. Berikut ini adalah 10 Pesan Gizi Seimbang :
1.       Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
2.       Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
3.       Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi
4.       Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok
5.       Batasi konsumsi pangan manis, asin, dan berlemak
6.       Biasakan sarapan
7.       Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
8.       Biasakan membaca label pada kemasan pangan
9.       Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
10.   Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal

Netizen jaman now pasti pengen dong hidup sehat, tinggal apalin dan implementasikan aja tuh Pedoman Gizi Seimbang dengan 10 pesannya. InsyaAllah, Allah bakal ngasih kita kesehatan karena itu juga kan salah satu bentuk ikhtiar dan sayang badan. Hehe.

Sekian #FYIbyVinny nya semoga berfaedah dan bermanfaat. Semoga sehat selaluuuu ;))



Source: http://gizi.depkes.go.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar